a. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah > 140/90 mmHg.
b. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC 7:
Klasifikasi | TD Sistolik mmHg | Keterangan | TD Diastolik mmHg |
Normal | < 120 | dan | < 80 |
Prahipertensi | 120-139 | atau | 80-89 |
Hipertensi derajat 1 | 140-159 | atau | 90-99 |
Hipertensi derajat 2 | ≥ 160 | atau | ≥ 100 |
Klasifikasi hipertensi dilihat dari tingkat keparahan :
Stadium 1
(Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2
(Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3
(Hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4
(Hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih.Anda harus mulai berhati-hati apabila tekanan darah sudah mulai melebihi angka-angka dalam batasan-batasan tersebut diatas. Segera berkonsultasi dengan dokter untuk menurunkannya.
Hipertensi ini sendiri dibagi menjadi 2 golongan dengan etiologi masing-masing yaitu:
Hipertensi essensial :
Hipertensi ini mengindikasikan bahwa tidak ada faktor penyebab medis yang spesifik yang dapat ditemukan untuk menjelaskan kondisi pasien ini. beberapa etiologi serta patogenesis nya :
v Genetic
Genetic dengan hipertensi :
Sebuah test yang dilakukan oleh peneliti Universitas Virginia mendeteksi sebuah variasi gen yang diturunkan yang mengkodekan sebuah protein yang disebut GRK-4 (G Protein Coupled Receptor Kinase type 4) yang bertanggung jawab pada peng-eleminasian sodium dari tubuh. Kelainan dalam variasi genetik ini diduga memiliki pengaruh terhadap peningkat retensi sodium yang menginduksi hipertensi.
v Insulin Resistance
Salah satu efek akhir dari insulin adalah membuat membran sel permeable terhadap banyak asam amino, ion kalium, dan ion fosfat. Kenaikan ion kalium (potasium) ini menyebakan vasodilatasi melalui ATP-sensitive-potasium-channel, potasium merangsang lapisan advetitia dari dinding arteri untuk relaksasi sehingga menyebabkan arteri bervasodilatasi. Sehingga dapat dipahami mengapa insulin resistance menyebabkan hipertensi (loss of vasodilatation ability)
v Kandungan rokok
Nikotin yang terkandung pada rokok memiliki efek merangsang saraf simpatis melalui penyekresian catecholamin yaitu epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan vasokontriksi dari pembuluh darah yang bisa menyebabkan terjadinya hipertensi.
v Kerusakan ginjal
v Umur
Semakin bertambahnya umur jumlah kolagen fiber pada dinding arteri dan arteriole meningkat, menyebabkan dinding pembuluh darah ini lebih kaku, dan menurunkan tingkat elastisitas pembuluh darah, kombinasi ini menyebakan peningkatan total peripheral resistance, hal ini menyebabkan hipertensi.
v Overactive Renin-Angiotensin System
Hasil dari cascade reaksi ini (sesuai dengan flow chart dibawah) adalah angiotensin II yang memiliki efek vasokontriksi vascular, aktivitas aldosteron yang berefek pada hypertensi.
v Stress (overactive simpathetic nervous system)
Salah satu efek pengaktivan saraf simpatis adalah vasocontriction vascular yang menyebabkan hipertensi.
Hipertensi sekunder :
v Hipertensi renal
Hipertensi dapat terjadi karena penyakit pada ginjal. Penyakit ini termasuk polycystic kidney disease atau glomerulonephritis kronik. Hipertensi dapat juga terjadi karena penyakit pada arteri renalis yang menyuplai ke ginjal. Hal ini dikenal sebagai renovascular hypertension, hal ini disebabkan penurunan perfusi pada jaringan ginjal akibat stenosis pada cabang-cabang arteri renalis yang mengaktivasi renin-angiotensin system.
v Hipertensi adrenal
Pada primary aldosteronism, berhubungan dengan aldosterone yang menginduksi retensi sodium dan hipertensi.
v Cushing's syndrome (hypersecretion of cortisol)
Kedua kelenjar adrenal dapat memproduksi hormon kortisol secara berlebihan, atau dapat menimbulkan tumor jinak maupun ganas. Hipertensi dihasilkan melalui beberapa mekanisme patofisiologi yang mengatur volume plasma, resistensi perifer vascular dan cardiac output yang kemungkinan meningkat. Lebih dari 80% penderita cushing syndrome menderita hipertensi.
v Genetic
Hipertensi dapat disebabkan oleh mutasi single genes, diturunkan berdasarkan hukum mendelian.
v Coarctation of the aorta
Drugs
Beberapa obat, khususnya NSAIDS (Motrin/ibuprofen) dan steroids dapat menyebabkan hipertensi.
v Spinal misalignment
Penyebab lain dari hipertensi dilaporkan adalah terjadinya misalignment atau ketidaksegarisan dari columna spinalis terutama atlas vertebrae.
Stratifikasi Hipertensi (untuk penatalaksanaan)
Tekanan darah | A (tdk ada FR) | B (1-2 FR) | C (≥3 FR) |
130-139/80-89 | Perubahan pola hidup | Perubahan pola hidup | Perubahan pola hidup+obat hipertensi |
140-159/90-99 | Perubahan pola hidup+obat hipertensi | Perubahan pola hidup+obat hipertensi | Perubahan pola hidup+obat hipertensi |
>160/>100 | Perubahan pola hidup+obat hipertensi | Perubahan pola hidup+obat hipertensi | Perubahan pola hidup+obat hipertensi |
c. Patogenesis
d. Faktor resiko:
· kenaikan tekanan darah:
– Faktor resiko seperti diet, asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetic
– Sistem saraf simpatis
Tonus simpatis
Variasi diurnal
– Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi:
– Endotel pembuluh darah berperan utama, tapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstitium juga memberi kontribusi akhir.
– Pengaruh system otokrin setempat yang berperan pada sistem RAA
· Timbulnya penyakit kardiovaskuler pada penyakit hipertensi:
– Merokok
– Obesitas
– Kurangnya aktivitas fisik
– Dislipidemia
– DM
– Mikroalbuminaria atau perhitungan GFR < 60 ml/menit
– Umur (laki-laki > 55 tahun, perempuan > 65 tahun)
– Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular prematur (laki-laki < 55 tahun, (laki-laki < 55 tahun,empuan < 65 tahun)
e. Manifestasi klinis
· Hipertensi biasanya asimtomatik, sampai terjadi kerusakan organ-organ target.
· Sebagian besar nyeri kepala pada hipertensi tidak berhubungan dengan TD
· Fase hipertensi yang berbahaya bisa ditandai oleh nyeri kepala dan hilangnya penglihatan (papilledema).
f. Evaluasi Hipertensi:
· Anamnesis, meliputi:
– Lama menderita hipeetensi dan tekanan darah
– Indikasi adanya hipertensi sekunder:
Keluarga dengan penyakit ginjal (ginjal polikistik)
Adanya penyakit gunjal, UTI, hemturia, pemakaian obat analgesic/ obt bahan lain
Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma)
Episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme)
– Faktor-faktor resiko
Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarganya
Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya
Riwayat DM pada pasien atau keluarganya
Kebiasaan merokok
Pola makan
Kegemukan, intensitas olahraga
Kepribadian
· Pemeriksaan Fisik:
– Pengukuran tekanan darah
– Pengukuran denyut jantung
· Pemeriksaan Penunjang:
– Tes darah rutin
– Glukosa darah saat puasa
– Kolesterol total serum
– Kolesterol LDL dan HDL serum
– TG serum (puasa)
– Asam urat serum
– Krestinin serum
– Kalium serum
– Hb dan Ht
– Urinalisis (uji carik celup sediment urin)
– EKG
VIDEO YOUTUBE BAHAYA HIPERTENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar